Oleh
: Muhammad Amiruddin
Matahari
terbit menerangi semesta
Burung
mulai mengayunkan sayapnya
Sang
pujangga pun mengibarkan bendera
Untuk,
tidak menghawatirkan hidupnya
Untuk,
membuktikan bahwa tanahnya telah merdeka
Tetapi...
Binatang-binatang
menghancurkan bumi
Merobek
kesucian hidup Ekaristi
Sehingga,
berteriak tersakiti
Malah
kau balas dengan tawaan dan caci maki
Kau,
hadirkan sumpah serapah untuk membungkus diri
Kau,
memakai topeng anonymous agar tak dikenali
Kau,
mengeluarkan argumentasi basi agar naik posisi
Sehingga,
dari mulutku ini keluar kata “banci”
Ekaristi
sebagai sakramen kebahagiaan
Ekaristi
sebagai perjamuan kudus
Kini
menjadi pohon kering yang mengahalangi jalan
Sehingga...
Binatang-binatang
Dengan
mudahnya membiuskan bisanya
Melumpuhkan
para penghuni surga
Kau
jadikan mereka senjata untuk duduk di gedung istana
Lalu,
kau berpesta pora dengan para serigala berbulu domba
Kini,
aku mulai menyebut Ekaristi menjadi Ekawati
Karna
ia sang penebar inspirasi.
Ekaristi juga Ekawati